16 Karakter


Sumber :http://pusatislam.uma.ac.id/16-karakter/

Pengembangan karakter berakhlak luhur merupakan suatu keniscayaan yang harus dimiliki oleh segenap generasi muda bangsa Indonesia. Dewasa ini telah diyakini dari berbagai hasil penelitian bahwa kecerdasan akademis dan intelektual hanya berperan sekitar 15-20% untuk mengantar kesuksesan karir seseorang.
Sementara itu peran kepribadian berkarakter luhur atau yang dikenal dengan kecerdasan emosional, sosial dan spiritual berperan sekitar 85% yang menentukan keberhasilan seseorang dalam dunia karir dan pergaulan hidup sehari-hari.
Untuk itu, Universitas Medan Area telah menetapkan salah satu visinya ialah menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian berkarakter akhlak luhur.
Ditinjau dari perkembangan sejarah Pendidikan Islam di masa lampau terdapat model menanam keinsyafan pada kaum muslimin tentang pentingnya menghafal dan mengaplikasikan sifat-sifat Allah yang tertuang dalam al-Qur’an dan hadis yang disebut dengan Asmaul Husna.
Terinspirasi dari model pendidikan tersebut, Pusat Islam mencoba merumuskan 16 karakter utama yang diambil dari 99 sifat Asmaul Husna yang bersumber dari al-Qur’an dan hadis untuk diaplikasikan dalam rangka membangun kepribadian berkarakter akhlak luhur.
Untuk itulah UMA memilih 16 karakter utama yang perlu dikembangkan pada mahasiswa berdasarkan iman dan takwa, yaitu:
Karakter Utama dan Ruang Lingkupnya
  1. Istiqomah
  • Ruang Lingkup:
Taat dan ikhlas beribadah, rajin beramal shaleh, konsisten meraih derajat ihsan, dan teguh memegang prinsip agama.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian (beristiqomah) mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’” (QS. Fussilat, 41: 30).
Suufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi radhiallahuanhu berkata: “Wahai Rasulullah, katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda: Katakanlah: saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah.” (HR. Muslim)
  1. Cinta kebenaran (Love of Truth)
  • Ruang Lingkup:
Jujur, terpercaya, komit, gigih membela kebenaran, dan kehati-hatian.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. At- Taubah, 9: 119)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah…”(QS. Al-Maidah, 5: 8)
Rasulullah Saw bersabda, “Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt sebagai pendusta.” (HR. Muslim)
  1. Tanggung jawab (Responsibility)
  • Ruang Lingkup:
Sikap dapat diandalkan, terorganisasikan, perencanaan, tepat waktu, menghormati komitmen, patriotisme dan tegas.
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Al-Muddatstsir, 74: 38)
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imām (kepala Negara) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan diminta pertanggungjawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.” (HR. Bukhari Muslim)
  1. Integritas (Integrity)
  • Ruang Lingkup:
Memegang teguh prinsip moral, setia pada suara hati, menepati janji, memiliki konsistensi etis, dan jujur pada diri sendiri, serta menghindar dari kemunafikan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَكَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff, 61: 2-3)
“Tanda orang munafik itu tiga. Apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji mengingkari, dan jika dipercayai mengkhianati.” (HR. Bukhari Muslim)
  1. Keadilan (Justice)
  • Ruang Lingkup:
Bersikap wajar (moderat) menghormati pihak lain, menghormati diri sendiri, santun/beradab, dan toleran (menghormati kebebasan hati nurani).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah, 5: 8).
“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil akan berada di atas punggung yang terbuat dari cahaya di sebelah kanan Allah dan kedua sisinya dalam keadaan baik, yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, dalam keluarga dan dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka”. (HR. Muslim)
  1. Sikap positif (Positive Attitude)
  • Ruang Lingkup:
Optimis, inisiatif, antusias, pengendalian diri, berpikiran terbuka, dan toleran.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan) karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurât, 49: 12)
Rasulullah Saw bersabda, “Orang mukmin itu sungguh sangat menyenangkan! Segalanya serba baik dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan, maka ia pun akan bersyukur. Dan sebaliknya, apabila ia mendapat kesukaran, maka ia pun bersabar, hingga apa yang dihadapinya selalu akan mendatangkan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
  1. Rasa kasih (Love)
  • Ruang Lingkup
Empati, pemaaf, belas kasih, kemurahan hati, suka melayani, kesetiaan, berbakti kepada orang tua, santun kepada anak yatim, patriotik, dan silaturrahim.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At- Taubah, 9: 128)
“Para pengasih akan dikasihi oleh Allah Yang Maha Pengasih. Kasihilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dikasihi oleh Dzat yang ada di langit.” (HR Abu Dawud dan At-Thirmidzi).
  1. Kesabaran (Fortitude)
  • Ruang Lingkup
Ketabahan, keberanian, keuletan, santun, lembut, menjaga rahasia, memiliki daya tahan, percaya diri, dan ketekunan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imrân, 3: 200).
Rasulullah bersabda, “…Barang siapa berusaha sabar maka Allah akan menjadikannya sabar dan barang siapa merasa (berusaha) kaya maka Allah akan mengayakannya. Dan sungguh, tidaklah kalian diberi sesuatu yang lebik baik dan lebih lapang dari kesabaran.” (HR. Bukhari)
  1. Pengendalian diri (Selft Control)
  • Ruang Lingkup
Disiplin diri, kemampuan mengelola perasaan dan gerak hati orang, kemampuan menunda kegembiraan, kemampuan menolak godaan, sikap tak berlebihan/moderat, dan kemampuan mengontrol hasrat seksual diri
فَلا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“…Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisâ, 4: 135).
Rasulullah Saw bersabda: “Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika ia marah.” (HR. Bukhari Muslim)
  1. Kerja keras (Hardwork)
  • Ruang Lingkup
Prakarsa, kerajinan (sikap rajin), disiplin, memiliki sasaran yang jelas, panjang akal dan mengutamakan kebersihan dan kerapian dalam bekerja.
اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
“….Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui.‘“ (QS. Az-Zumar, 39: 39).
Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada seorang yang memakan satu makananpun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS memakan makanan dari hasil usahanya sendiri”. (HR. Bukhari)
  1. Naluri sosial (Social Instincts)
  • Ruang Lingkup
Bersih hati, ukhuwah, menutup aurat dan aib sesama, resolusi konflik, kerja sama, menjaga barang milik sesama, dan tolong menolong
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“….Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah, 5: 2).
Nabi Saw bersabda, “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)
  1. Penuh Syukur (Gratitude)
  • Ruang Lingkup
Selalu bersyukur, apresiatif terhadap kebaikan orang  lain, mengakui dan menerima kelemahan diri, dan tidak menggerutu.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah, 2: 152).
“Barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah”. (HR Ahmad dan Baihaqi)
  1. Kedermawanan (Generosity/ bounty)
  • Ruang Lingkup
Pemurah, hemat, mendahulukan orang lain, menjunjung ukhuwah, peduli sesama, dan rela berkorban.
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2: 261).
“Kamu tidak akan mampu berbuat baik kepada semua manusia dengan hartamu, maka hendaknya kebaikanmu sampai kepada mereka dengan kecerian (pada) wajahmu (bagian dari kedermawanan).” (HR. Hakim)
  1. Kerendahan Hati (Humality)
  • Ruang Lingkup
Memiliki kesadaran diri, rendah hati, lembut, rela, ceria, menyenangkan orang lain, menentramkan, ramah, dan kesederhanaan
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqân, 25: 63)
“Tidak akan berkurang suatu harta karena disedekahkan, dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemulian dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah, melainkan Allah angkat derajatnya.” (HR. Muslim)
  1. Himmah (ambisi) (Ambition)
  • Ruang Lingkup
Mandiri, dinamis, tegar, dorongan berprestasi, harga diri, keterandalan diri, dan semangat berlomba dalam kebaikan.
فَلا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ
“Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.” (QS. Al-Balad, 90: 11).
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًافَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْوَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Ash-Sharh, 94: 5-8).
“Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang berdaya upaya dan terampil. Siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka ia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah.” (HR. Ahmad)
  1. Hikmat, Fathanah (Wisdom)
  • Ruang Lingkup
Penuh pengertian dan kebijaksanaan, banyak akal, memiliki prakarsa, intuitif dan inovatif dalam mengelola tugas kepemimpinan, kreatif dalam berkarya dan berusaha, bijak dan arif, tahu cara mewujudnyatakan kebajikan ke dalam tindakan nyata, mampu menyusun prioritas dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan matang, dan cerdas bersikap menentukan hal terpenting dalam hidup dunia dan akhirat dll.
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An- Nahl, 16: 125).
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.